Bagaimana Perkembangan Makanan Jalanan di Indonesia?


Secara umum menemukan menu makanan jalanan tidak terlalu sulit di indonesia setiap lampu merah lalu lintas dan pinggiran jalanan dapat melihat pedagang membawa makanan dengan gerobak.

Sampai saat ini makanan jalanan terus mengalami perkembangan dan telah menjadi kebutuhan utama karena menawarkan harga lebih murah dari restorant sehingga bisa menjangkau semua elemen masyarakat.

Beberapa daerah seperti semarang pedagang kaki lima selalu tahu tempat strategis dalam menjalankan usahanya mereka sangat pintar menentukan lokasi seperti pasar sampai terminal.

Lalu bagaimana catatan sejarah makanan jalanan bisa sampai meluas sampai sekarang ini, ada beberapa pandangan unik dan menarik dalam membahas perjalanan makanan di indonesia. mari simak!!

Masa Pendudukan Mempengaruhi Makanan Indonesia


Lintasan arus sejarah makanan indonesia sudah ada pada zaman dahulu sekitar pada abad 9 dimana saat itu pulau jawa adalah salah satu kawasan padat penduduk disana banyak rumah penduduk di jadikan pusat kawasan bisnis dengan mendirikan rumah makan.

Menurut detik.com konon katanya perkembangan usaha makanan disana di tandai dengan munculnya panel bas-relef Borobudur penjaja makanan dan minuman pada zaman dahulu kala.

Maksud dari kata penjaja adalah sebuah istilah yang di gunakan untuk menyebut penjual makanan jalanan di indonesia zaman tempoe doelu. istilah ''jaja'' berasal dari penggunaan bahasa keseharian penduduk jawa yang memiliki arti''makanan ringan'' saat itu.

Sebenarnya makanan indonesia banyak di pengaruhi kebudayaan berbagai macam negara pada masa penjajahan belanda menduduki tanah indonesia sampai bangsa portugis dan spanyol juga ikut menyumbangkan teknik pengelolaan dan konsumsi makanan masyarakat indonesia.

Kehadiran portugis dan spanyol mempengaruhi budaya teknik dalam mengelola makanan khususnya daging olahan. Bangsa portugis sebagai bangsa yang lebih lama menjajah nusantara menyumbangkan beberapa teknik pengeloalaan daging

Seperti assado(memanggang) recheado (mencampur daging dengan bahan bumbu), buisado (merebus), dan bafado (mengukus).

Meskipun Portugis dan Spanyol menjadi bangsa yang banyak sumbangan kebudayaannya dalam hal mengolah makanan, namun corak gaya memasak Portugis-Asia masih melekat sampai sekarang.

Awal Mula Penamaan Pedagang Kaki Lima


Sampai saat ini tidak ada yang tahu siapa yang pertama menamai pedagang gerobakan dengan nama kaki lima ada sebuah pandangan kaki lima itu di ambil dari tiga roda gerobak yang selalu di dorong para pedagang di tambah dua kaki manusia sungguhan saat di gabungkan menjadi lima buah.

Terdengar sedikit aneh namun sebenarnya itu cuma pendapat saja tidak bisa di katakan salah atau benar yang pasti pedagang kaki lima secara statistik adalah fenomena baru mulai tahun 1980 pada masa pemerintahan soeharto yang di dominasi pedagang pikulan seperti penjual cendol, pedagang kerak telur, dan tukang gelaran bisa di bilang pedagang berjualan macam-macam obat dan aksesoris lainnya.

Istilah kaki lima berasal pada masa penjajajahan belanda, peraturan pemerintahan saat itu menerapkan setiap jalan setiap jalan raya harus menyediakan sarana untuk pejalan kaki dengan lebar ruas pejalan adalah lima kaki atau satu setengah meter.

Pada zaman itu indonesia mulai mengalami trasnsisi menjadi negara merdeka pelaku usaha kecil atau pedagang banyak memanfaatkan trotoar jalanan untuk mencari uang dulu pedagang kaki lima saat zaman itu di sebut dengan pedagang emperan sekarang penamaan sudah berganti menjadi pedagang kaki lima.

Makanan jalanan sampai hari ini terus di gemari oleh penduduk hampir setiap kota ada pedagang kaki lima dan terus mengalami perkembangan dan menciptakan makanan selera pasar walaupun secara harga makanan kaki lima lebih murah dari restoran namun masih bisa di lihat pedagang kurang peduli dengan kebersihan tempat dan suka membuang sampah sembarang.

Memang setiap kelemahan ada keunggulan, menciptakan rasa dari bahan makanan mewah tidak bisa menjadi sebuah indikator kelezatan suatu makanan namun banyak inovasi  yang muncul dari pembuatan makanan dari pelaku pedagang kaki sampai saat ini. 








Reza Darmawan
Reza Darmawan Menuangkan pemikiran dengan tulisan